My Facebook

Novi Saluntara's Facebook profile
KantorKedua HOR

Senin, 15 November 2010

Kereta oh kereta...

Lagi-lagi Gangguan Sinyal....
Kenapa ya sering banget mengalami gangguan sinyal. Bete surete, bikin senewen dan keder. Padahal KRL Commuter Depok-Tanah Abang dan Depok-Jakarta jadi transportasi andalan saya tiap pagi kalo ga berangkat kerja bareng suami. Si KRL ini juga sekarang jadi andalan saya setiap hari pulang kerja semenjak suami memutuskan untuk melanjutkan kuliah. Bahkan kalo jalan-jalan juga saya prefer naek kereta daripada naik bis. selain ga mengalami macet juga ga kepanasan banget kalo naek kereta. Tapi kenapa ya lately si KRL ini selalu mengalami gangguan sinyal. Dan sering banget deh area yang mengalami gangguan sinyal tuh antara UI - Pasming. Ada aja alasannya, yang cuma gangguan sinyal lah, yang ada pohon tumbang lah, yang ada orang kesetrum lah, duh .....

KRL menjadi andalan para commuter
Padahal saya ngarep banget kalo kereta bisa jadi andalan para commuter seperti saya. Ga harus bermacet2 ria sepanjang jalan dari depok-jakarta setiap hari saat berangkat dan pulang kerja. Sekali jalan aja bisa 1,5 - 2 jam menggunakan motor. Kl PP berarti antara 3-4 jam. Bisa-bisa tua dijalan. Belum stressnya ngadepin macet sepanjang jalan. Hadoh...

Terakhir2 ini rasa2nya jumlah penumpang kereta semakin bertambah saja. KRL express selalu penuh bahkan seringkali penuh sesak sampe hampir ga bisa bernafas saking rapatnya jarak antara saya dengan penumpang yang lain. Rasanya udah kaya naek KRL ekonomi. Hanya bedanya keretanya cuma berhenti di bbrp stasiun saja. Kalo penuh sesak seperti itu Kipas dan AC pun ga kerasa, entah karena ga nyala, ataukah dikecilin, ataukah masih dengan suhu yang sama, namun karena penumpang semakin banyak jadinya ga kerasa sama sekali.

Saya jadi inget dulu awal2 naek kereta, sekitar taun 2008. Kereta express masih lengang, kita masih bisa duduk2 gelar koran di lorong kereta saat kereta mulai berjalan express tanpa berhenti2 di beberapa stasiun. Sekarang jangankan mau duduk2 di lorong gerbong dengan menggelar koran, duduk diatas kursi lipat aja susah banget. Ga bakalan bisa deh ngarep duduk seperti itu, berdiri aja susah banget. Seringnya tuh KRL penuh sesak oleh penumpang. Jadi kalo ada yang bisa2nya sampe duduk di atas kursi lipat, tuh orang sungguh2 sangat egois. Hanya memikirkan kenyamanan diri sendiri sementara penumpang lain yang ga dapat duduk di kursi gerbong harus lebih berdesak2an lagi, karena space untuk orang duduk lebih besar daripada untuk orang berdiri.

Dulu juga kalo naek ga harus stress terdorong2 oleh penumpang lain yang barbar dan liar. Ga hanya para bapak2 dan mas2 ternyata yang kasar, ibu2 dan mbak2 pun ternyata kasar juga. Hanya demi duduk di kursi kereta, mereka sampe mendorong orang lain dengan kasarnya. Saya selalu istilahkan orang2 seperti itu dengan kata2 barbar, karena memang kasar sikapnya. Tapi ga semua orang seperti itu, ada beberapa juga ko yang biasa aja naiknya. Ada juga yang sama2 kedorong oleh penumpang kasar. Entah siapa yang kasar, entah sedikit atau banyak yang jelas setiap naek kereta, baik itu dari depok atau dari jakarta, orang2 selalu maen dorong untuk bisa cepat2 masuk ke dalam kereta, dengan harapan mereka bisa dapat duduk. Mungkin bagi sebagian orang berfikir bahwa mereka merugi karena udah bayar mahal untuk melakukan perjalanan dengan kereta express tapi tidak dapat duduk. Sehingga akhirnya sebagian besar orang bersikap seperti itu setiap kali hendak naik kereta. Entah siapa yang harus disalahkan, apakah sikap orang2 itu ataukah musti complain ke management KRL commuter untuk meningkatkan mutu pelayanan KRL mereka.

Seiring dengan perjalanan waktu, dari tahun 2008 (awal2 saya menikmati KRL dari rumah menuju tempat kerja) hingga kini, saya rasakan, pelayanan KRL untuk para penumpangnya tidak mengalami peningkatan. Terbukti dengan semakin penuh sesaknya KRL express yang biasa saya naiki. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas Gerbong KRL sudah overload, tidak sebanding dengan jumlah penumpang setiap harinya. Apakah mereka berfikir bahwa memang seharusnya seperti itu KRL berfungsi. Untuk mengangkut para commuter dari tempatnya bekerja untuk kembali ke rumahnya masing2 dengan kondisi penuh sesak berdesak2an di atas KRL. Entahlah, saya tidak mengerti.... Mari kita tanya kenapa?............

2 komentar:

gonfrix mengatakan...

sabar2. w jg gitu...

Novi Saluntara mengatakan...

@gonfrix: ihihihi... begini nasib komuter...

MeraihImpian HOR